Semalam mencoba step back merenung dan menganalisa terkait perubahan situasi, baik mikro maupun makro dalam perekonomian nasional dan dunia setelah wabah virus Corona menyerang dan belakangan semakin masif di Indonesia.

Ada dampak psikologis yang semakin hari semakin ‘parno’ ketika menemukan orang yang ada di dekat kita terpapar gejala flu, demam, atau batuk. Dimana tanpa tersadar, mata dan dahi kita melotot dan mengerut serta reflex menjauh. Ada juga keadaan dimana kita dihinggapi kepanikan ketika mendapat laporan anak terkena demam. 

Hampir semua pelaku bisnis saat ini sedang melakukan analisa mendalam dan mendiskusikan lebih lanjut strategi apa yang akan diambil dalam kondisi perubahan perekonomian. Apalagi BNPB baru saja mengumumkan perpanjangan kondisi darurat hingga 29 Mei 2020 yang artinya akan terjadi perubahan besar dalam pola perilaku konsumsi di Indonesia! Ya…. Mudik Lebaran!

Bagaimana para pelaku bisnis menyikapi perubahan kepemimpinan di masa virus Corona yang sangat mendadak ini?

Saya coba jabarkan hasil diskusi dan pemikiran renungan semalam. 

Kita Menghadapi 3 kondisi yang berubah sangat cepat, yakni: 

  1. Lingkungan bisnis memburuk dengan sangat cepat dan dalam jangka pendek (Harapannya). Banyak keputusan investasi, pembelian B2B, stocking supply yang sangat terbatas dan perubahan nilai (valuasi) dari nilai uang dan aset.
  2. Tingkat aktivitas dan produktivitas yang akan menjadi sangat lebih rendah karena pembatasan pergerakan manusia dan barang.
  3. Kondisi yang memburuk ini akan menciptakan peluang dalam mengambil short-term profit bagi perusahaan sektor layanan fisik dan teknologi. Jadi pikirkan bagaimana segera kita harus memikirkan model bisnis jangka panjang.

Kondisi perubahan yang sangat cepat ini menuntut para pemimpin bisnis untuk dapat bergerak dan cepat bereaksi. Perlu diingat bahwa pada saat yang sama beberapa hal akan memberikan peluang dan bagi mereka yang dapat melalui krisis ini. Bahkan, secara bersamaan akan dapat mempersiapkan bisnis jangka panjangnya setelah melewati krisis ini.

Workflow dan Omni-channel platform PowerCommerce-Asia (Sumber: PowerCommerce.Asia)

Apa yang harus kami lakukan sebagai pemilik bisnis?

  1. Jaga cash

Cash is The King dalam kondisi saat seperti ini. Pastikan untuk segera menagih tagihan yang belum cair menjadi cash dan memangkas semua pengeluaran bisnis yang tidak penting. Pemasaran merupakan hal yang jelas, serta menunda perekrutan baru dan proyek-proyek yang tidak prioritas dan esensial.

  1. Jaga biaya tetap efisien

Segera tunjuk cost controller officer untuk menghilangkan biaya ‘sampah’, seperti biaya sewa, pembayaran pinjaman, upah, dan lainnya. Oleh karenanya beberapa kreativitas, keterampilan negosiasi, dan empati diperlukan. Kondisi win-win, win-draw, atau survival mode, segera lakukan diskusi terbuka dengan seluruh stakeholder termasuk supplier.

  1. Tingkatkan kreativitas dan inovasi untuk memperbesar peluang

Top Line Revenue. Lakukan pembaharuan commercial contract offering dari fix ke variabel, dari short term ke long term, atau lakukan discounting untuk mengambil tambahan ceruk pasar. Tambahkan juga channel penjualan ke e-commerce atau online karena pergerakan manusia dibatasi.

Bahkan, kita bisa bangun channel baru melalui sharing welfare atau bagi-bagi rejeki dengan membangun reseller platform. Kenapa? Karena akan banyak masyarakat yang akan mencari income tambahan selama berada di rumah hanya dengan memanfaatkan smartphone-nya.

Jangan lupa untuk optimalisasikan big data pelanggan anda yang selama ini tidak dimanfaatkan. Kami percaya dengan beberapa kreativitas dan inisiatif akan selalu ada peluang-peluang pendapatan yang akan kita temukan.

  1. Manfaatkan kondisi sekarang untuk memperkuat rencana jangka panjang bisnis kita

Jika melihat kenyataan mengenai begitu banyaknya berita buruk sekarang-sekarang ini, maka kesempatan ini harus segera dibalikkan menjadi kesempatan dalam mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Kami akan memfokuskan lebih banyak sumber daya pada pengembangan produk. Kami pikir ini saatnya untuk mengembangkan sebuah produk. Mungkin tidak mudah untuk menjualnya sekarang, namun pengembang pemasaran dan bisnis akan membantu dalam memperbaiki produk-produk layanan kami dalam beberapa bulan mendatang.

Kami juga akan memastikan produk tersebut akan jauh lebih baik dari sebelumnya begitu pasar kembali normal. Kesempatan ini juga akan membantu kami dalam mempertahankan orang-orang terbaik yang pasti akan kami butuhkan di masa depan.

  1. Pimpin tim secara langsung dan hadirlah di dalam mereka.

Dalam kepemimpinan di masa krisis seperti ini, sudah saatnya walk the walk dan bukan lagi walk the talk. Saat ini merupakan waktu yang buruk untuk bisnis dan pekerjaan, bisa dipastikan semua karyawan akan selalu diliputi rasa was-was dalam bekerja.

Seorang pemimpin harus mengambil aksi untuk memastikan mereka aman. Berikan kejelasan, jujurlah pada situasi dan pilihan, serta cobalah untuk membuat kesepakatan tentang perubahan kontrak jika diperlukan.

Dalam kondisi seperti ini, pemimpin harus menjadi pimpinan, mentor, dan sahabat karena semua pemimpin bisnis tidak bisa merubah situasi krisis ini. Namun seorang pemimpin harus bisa menciptakan kenyamanan dan meredam stres bagi seluruh karyawan yang  timbul dari kondisi ini.

  1. Tetap memotivasi, menjaga kesehatan, dan terus berdoa

Tak ada yang dapat terhindar dari kondisi krisis ini. Tekanan akan semakin berat dari hari ke hari hingga kita melewati masa krisis ini. Sediakan waktu untuk tetap menjaga pikiran dan bangun mindset positif dengan menjaga kebugaran dan relaksasi. Tak lupa untuk selalu mengembalikannya kepada Sang Pemilik Universe dengan berdoa dan terus beramal. Jaga hati dan latih terus untuk selalu berempati.

Salam with Love HK