Tren ecommerce tengah berada dalam posisi positif pada tahun 2020 lalu. Lanskap ritel telah bergeser dan semakin banyak konsumen yang memilih kemudahan dalam belanja online. Bukan tanpa alasan, pandemi Covid-19 telah membuat konsumen lebih nyaman untuk belanja secara online karena dapat menghindari kontak langsung dengan orang lain.⁠ 

Keadaan tersebut menghadirkan akselerasi pada perkembangan industri ecommerce di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dikutip dari tempo.com, nilai transaksi ecommerce di 2020 lalu mencapai 253 triliun rupiah.  Angka tersebut meningkat dari tahun 2019 yang hanya mencapai 205,5 triliun rupiah. 

Di tengah akselerasi pertumbuhan ecommece saat ini, tren apa yang akan hadir pada tahun 2021 ini?⁠

Here we go, 3 prediksi tren ecommerce yang harus Anda perhatikan di tahun 2021 ini

New Consumer Behaviour

tren ecommerce 2021
Perubahan perilaku pelanggan mulai terjadi semenjak pandemi COVID-19 hadir (Photo by Dennis Siqueira on Unsplash)

Selama masa pandemi ini, konsumen mulai terbiasa untuk membeli kebutuhan sehari-hari secara online. Survey yang dilakukan oleh Statista menunjukkan bahwa alasan utama konsumen berbelanja online adalah karena produk yang dipesan bisa langsung diantar langsung ke rumah. Tentunya alasan tersebut sangat masuk akal, mengingat saat ini orang sangat menghindari kerumuman.

Perubahan pola perilaku konsumen ini yang akan berdampak pada pertumbuhan ecommerceBank Indonesia memproyeksikan pada tahun 2021 ini nilai transaksi di ecommerce akan meningkat 33% dan menyentuh angka 337 triliun rupiah. Brand tentunya perlu mempelajari perubahan perilaku konsumen dan memanfaatkan opportunity yang ada di dalamnya.

Fulfillment Sebagai Pembeda

Fulfillment services bisa menjadi pembeda di tengah tren e-commerce saat ini (Sumber: sap-express.id)

Dikutip dari shopify.com, pada paruh pertama tahun 2020, industri ecommerce mengalami peningkatan permintaan fulfillment hingga 51%. Di tengah tren ecommerce yang terjadi di seluruh dunia, banyak brand dan pemilik bisnis memprioritaskan peningkatan fulfillment untuk mencegah kenaikan biaya dan memenuhi ekspektasi konsumen.

Brand dihadapkan pada tuntutan yang diinginkan oleh konsumen, yakni pengiriman cepat, murah, dan aman. Tak ada pilihan lain bagi brand selain menata ulang fulfillment process yang mereka miliki. Mulai dari peningkatan produktivitas pemenuhan pesanan, efisiensi proses picking dan handling, serta memaksimalkan manajemen inventaris.

Belanja Online Berasa Offline

Apa Itu Pendekatan Omnichannel
Omni-Channel sebagai solusi menjadikan belanja online senyaman belanja offline (Sumber: powercommerce.asia)

Di tengah menggeliatnya tren berbelanja online, tentunya banyak brand yang turut terjun ke dunia ecommerce. Mereka yang asalnya hanya fokus berjualan dari toko offline, kini mulai beralih menjual produknya di platform ecommerce. Sayangnya, masih banyak brand atau bisnis yang tak menghadirkan pengalaman yang sama seperti ketika konsumen tengah berbelanja di toko offline. Bagaimana cara bisnis Anda siap menghadirkan pengalaman tersebun dan bertransformasi ke era serba digital?

Brand akan selalu dituntut untuk menghadirkan pengalaman dan kenyamanan yang sama untuk online shopping experience konsumen. Mulai dari channel penjualan yang beragam, pengiriman yang cepat, hingga responsivitas dari layanan pelanggan yang dimiliki. Karena itu, integrasi antar platform melalui solusi omni-channel sebagai sebuah hal yang akan wajib diterapkan oleh brand agar mampu bersaing dengan para kompetitor.

PowerCommerce.Asia sebagai ecommerce omni-channel enabler and supply chain solution-services company siap membantu Anda untuk menyusun strategi dalam menghadapi tren ecommerce di 2021 ini. Feel free to ask us and we are ready to empowering your brand! (PCA/Fahri)